Minggu, 05 Mei 2013

Pengertian E-learning


1.        Pengertian, Faktor, dan Prinsip dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh seperti yang sering kita dengar merupakan  pembelajaran yang mengutamakan kemandirian. Guru dapat menyampaikan materi ajar kepada peserta didik tanpa harus bertatap muka langsung di dalam suatu ruangan yang sama. Pembelajaran semacam ini dapat dilakukan dalam waktu yang sama maupun dalam waktu yang berbeda.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat dari Hamzah B.Uno dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran yang menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah sekumpulan metode pengajaran di mana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik maupun nonfisik (2007:34). Jarak fisik dalam artian lokasi, dan jarak nonfisik yakni kondisi. Melalui PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) pula  dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_Jarak_Jauh).
Selain itu pula, dalam pembelajaran jarak jauh dikenal pula istilah E-Learning. E-learning merupakan metode penyampaian yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. E-learning dapat dipahami sebagai metode penyampaian dengan komputer dan memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan para peserta didik untuk berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran melalui chat room (ruang komunikasi) misalnya. (sumber: http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm)
Pada pelaksanaannya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, agar sistem pendidikan (pembelajaran) jarak jauh dapat berjalan dengan baik, yakni perhatian, percaya diri pendidik, pengalaman, mudah menggunakan peralatan, kreatif menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan peserta didik.
Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa pembelajaran jarak jauh memungkinkan para peserta mengambil kelas kapanpun dan dimanapun. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pendidikan dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga dan pekerjaan. Ini juga memberi kesempatan kepada para peserta didik yang mungkin tidak dapat  belajar karena keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta. Walaupun demikian untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh tersebut kita juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam pembelajaran jarak jauh, yaitu sebagai berikut :
1.      Tujuan yang jelas. Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku peserta didik.
2.      Relevan dengan kebutuhan. Program belajar jarak jauh harus relevan dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan.
3.      Mutu pendidikan. Pengembangan program belajar jarak jauh upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu proses pembelajaran yang ditandai dengan pembelajaran lebih aktif atau mutu lulusan yang lebih produktif.
4.      Efisiensi dan efektivitas program. Efisiensi mencakup penghematan dalam penggunaan biaya, tenaga, sumber dan waktu, sedapat mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia.
5.      Efektivitas. Memperhatikan hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program dan terhadap masyarakat.
6.      Pemerataan. Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena lokasinya jauh atau sibuk bekerja.
7.      Kemandirian. Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, maupun dalam kegiatan belajar.
8.      Keterpaduan. Keterpaduan, yang dimaksud adalah keterpaduan berbagai aspek seperti keterpaduan mata pelajaran secara multi disipliner.
9.      Kesinambungan. Penyelenggaraan belajar jarak jauh tidak insidental dan sementara, tetapi dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus. (Sumber: http://blog.tp.ac.id/penerapan-pembelajaran-jarak-jauh-dalam-pembelajaran)









2.        Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh (E-Learning)
Jika Kita lihat prinsip-prinsip di atas, penggunaan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dapat sangat efektif, khususnya bagi para peserta yang lebih dewasa dan memiliki motivasi kuat untuk mengejar sukses dan senang diberi kepercayaan melakukan proses belajar secara mandiri. Tetapi, kesuksesan Pembelajaran Jarak Jauh yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta didik. Maka dari itu PJJ memiliki keterbatasan sekaligus kelebihan. Berikut kelebihan pembelajaran jarak jauh (Rusman. 2011:351) :
Kelebihan :
1.      Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, waktu.
2.      Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan.
3.      Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah.
4.      Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
5.      Peserta didik dapat benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar-mengajar karena ia senantiasa mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk pengembangan diri pribadi. (Oemar Hamalik, 1994:52)
Kekurangan :
6.      Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
7.      Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
8.      Masalah ketepatan dan kecepatan pengiriman modul dari puast pengelolaan pembelajaran jarak jauh kepada para peserta di daerah sering tidak tepat waktu, dank arenanya dapat menghambat kegiatan pembelajaran. (Oemar Hamalik, 1994:53)
9.      Peserta didik yang  tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
10.  Dukungan administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak.
                                                                                                          
3.      Unsur-Unsur dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut (Hamzah B.Uno.2007:39):
a.       Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, di mana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kulia, mencari informasi,dan sebagainya.
b.      Interaksi dalam grup; para siswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan guru. Guru dapat hadir dalam grup ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
c.       Sistem administrasi mahasiswa; di mana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa dll.
d.      Pendalaman materi dan ujian
e.       Perpustakaan digital; bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk data base.
f.       Materi online diluar materi kuliah; untuk menunjang perkuliahan, diperlukan bahan bacaan dari web lain.

Tipe E-Learning
Jika pada kesempatan sebelumnya MuhaiminAbd telah membahas mengenai standar e-learning dankelemahan pembelajaran e-learning. Pada kesempatan kali ini, pembahasan akan terfokus kepada tipe atau jenis-jenis dari e-learning. Berdasarkan penggunaannya, e-learning dapat diklasifikasikan kedalam dua tipe, yaitu, synchronous dan asynchronous. Berikut ini adalah penjelasan dari  kedua tipe e-learning tersebut. 

·         Synchronous Learning
Synchronous  berarti "waktu yang sama". Pembelajaran ini adalah tipe dimana pembelajaran eletronik dilakukan atau dilaksanakan pada saat yang sama dimana pengajar sedang mengajar, dan siswa sedang belajar. Hal tersebut memungkinkan terjadinya direct interraction atau interaksi langsung antara guru dan siswa, baik itu melalui internet, maupun melalui intranet. Penggunaan e-learning tipe ini biasanya digunakan pada konferensi yang pesertanya berasal dari beberapa daerah. Aktivitas tersebut dikenal juga dengan istilah 'web conference' atau 'webinar'. Selain digunakan pada aktivitas tersebut, synchronous learning juga sering digunakan pada kelas online.

Synchronous learning mengharuskan guru dan siswa untuk mengakses sistem e-learning secara bersamaan. Singkatnya, e-learning tipe ini hampir sama dengan pembelajaran langsung di ruang kelas. Namun kelasnya bersifat virtual dan menggunakan media atau teknologi (komputer) yang terkoneksi internet atau intranet. 

·         Asynchronous Learning
Asynchronous adalah lawan kata dari synchronous. Yaitu "tidak pada saat yang bersamaan". Jadi, antara guru dan murid tidak harus mengakses sistem e-learning pada saat yang bersamaan. Penggunaan tipe e-learning ini sangatlah populer di dunia e-learning. Keuntungannya, guru dan siswa bebas mengakses sistem e-learning kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat mulai belajar, mengumpulkan tugas, berdiskusi, dan menyelesaikan administrasi kelas/kuliah setiap saat. Meskipun tidak pada saat yang bersamaan dengan pembuatan atau penulisan materi dan tugas yang dilakukan oleh guru.
Strategi Pengembangan E-Learning
Ketika kita berbicara tentang strategi pengembangan e-Learning, maka hakekatnya adalah sama saja dengan strategi pengembangan perangkat lunak. Hal ini karena e-Learning adalah juga merupakan suatu perangkat lunak. Dalam ilmu rekayasa perangkat lunak (software engineering), ada beberapa tahapan yang harus kita lalui pada saat mengembangkan sebuah perangkat lunak, yaitu Requirement Analysis and Specification, Design, Coding, and Maintenance.
Masalah analisa kebutuhan pada makalah ini ditonjolkan karena ini hal terpenting yang sering  dilupakan oleh pengembang aplikasi e-Learning. Pengembang terobsesi untuk membuat aplikasi e-Learning terlengkap dan terbaik, padahal itu belum tentu sesuai dengan kebutuhan sebenarnya dari pengguna.
Dari berbagai literatur yang ada, kegagalan e-Learning sebagian besar diakibatkan oleh kegagalan dalam analisa kebutuhan yang mengandung pengertian bahwa pengembang tidak  berhasil meng-capture apa sebenarnya kebutuhan dari pengguna (user needs).
Hasil dari proses analisa kebutuhan (requirements analysis) pengguna diterjemahkan sebagai  fitur-fitur yang sebaiknya masuk dalam sistem e-Learning yang kita kembangkan.
Contoh pengembangan sistem berdasarkan kepada kebutuhan pengguna yang sebenarnya (user needs) :
1. Informasi tentang unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar
• Tujuan dan sasaran
• Silabus
• Metode pengajaran
• Jadwal kuliah
• Tugas
• Jadwal Ujian
• Daftar referensi atau bahan bacaan
• Profil dan kontak pengajar
2. Kemudahan akses ke sumber referensi
• Diktat dan catatan kuliah
• Bahan presentasi
• Contoh ujian yang lalu
• FAQ (frequently asked questions)
• Sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas
• Situs-situs bermanfaaat
• Artikel-artikel dalam jurnal online 
3. Komunikasi dalam kelas
• Forum diskusi online
• Mailing list diskusi
• Papan pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah, informasi tugas dan deadline-nya)
4. Sarana untuk melakukan kerja kelompok
• Sarana untuk sharing file dan direktori dalam kelompok
• Sarana diskusi untuk mengerjakan tugas daam kelompok


Rabu, 24 April 2013


Sumber-sumber yang Mempengaruhi
Teknologi Pembelajaran

A. Perkembangan Historis Teknologi Pembelajaran
Indikator pertama keberadaan bidang Teknologi pembelajaran adalah munculnya pembelajaran visual, dan kemudian audiovisual  sebagai sebuah konsep. Saat ini, bidang Teknologi Pembelajaran menghadapi berbagai kemungkinan pembelajaran dengan hadirnya komputer sebagai medium belajar mengajar, sekaligus dapat mengintegrasikan berbagai media kedalam sebuah unit pembelajaran.
Sejalan dengan pengenalan dan pengembangan media pembelajaran sebagai bidang studi, pengetahuan tentang pembelajaran juga berkembang. Para psikolog pembelajaran menyodorkan basis teori yang berfokus pada peubah-ubah yang mempengaruhi kegiatan belajar dan pembelajaran. Menurut pakar-pakar terdahulu karakteristik pembelajar dan proses belajar itu sendiri menentukan karakteristik metode penyampaiannya.
Mungkin salah satu perubahan yang sangat besar dalam Teknologi Pembelajaran yaitu perluasan arena dimana dilakukan praktek. Meskipun bidang ini dimulai dilingkungan pendidikan dasar dan menengah, bidang ini kemudian dipengaruhi oleh pelatihan militer, pendidikan orang dewasa dan pendidikan tinggi, bahkan sebagian besar kegiatan bidang Teknologi Pembelajaran pada saat ini berupa pelatihan karyawan disektor swasta.

B. Sumber Pengaruh Utama
Teknologi pembelajaran berkembeng melalu pergulatan antara pengaruh nilai, penelitian dan pengalaman praktisi, khususnya pengalaman dengan teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Bidang ini kemudian berkembang tidak hanya berupa pengetahuan teoritik tetapi juga pengetahuan praktis.
Setianp kawasan dibentuk oleh:
1. Landasan penelitian dan teori
2. Nilai dan perspektif yang berlaku
3. Kemampuan teknologi itu sendiri


C. Pengaruh Penelitian dan Teori
Akar teori Teknologi Pendidikan dapat ditemui dalam berbagai disiplin, termasuk:
1. Psikologi
2. Rekayasa
3. Komunikasi
4. Ilmu komputer
5. Bisnis
6. Pendidikan secara umum
Wilayah teori ini yang biasanya mempunyai hubungan erat dengan suatu kawasan, sering kali memberikan dampak lebih dari satu bagian bidang saja. Sementara hubungan erat tersebut mengakibatkan perbedaan yang semakin tidak jelas diantara kawasan, hal ini juga cenderung memadukan kekuatan dalam bidang.
Rounded Rectangle: PEMANFAATAN
• Pemanfaatan ilmu
• Kurikulum
• Teori sistem umum
• Perubahan
• Pengembangan organisasi
Gambar 3.1
Rounded Rectangle: PENGEMBANGAN
• Komunikasi
• Berfikir visual
• Komunikasi visual
• Estetika
Rounded Rectangle: DESAIN
• Sistem umum
• Belajar
• Motivasi
• Persepsi
• Pembelajaran
• Kurikulum
Rounded Rectangle: PENGELOLAAN
• Manajemen umum
• Komunikasi
• Motivasi
• Ekonomi
• Informasi
Rounded Rectangle: PENILAIAN
• Belajar keperilakuan
• Belajar kognitif
• Pengukuran
• Umum
 
















                                                                                                 
Gambar 3.1 menunjukkan beberapa hubungan diantara dasar teori dan kawasan bidang
Gambar 3.2
 













                                                                                                      
Gambar 3.2 menyajikan hubungan antara penelitian dengan kawasan-kawasan Teknologi Pembelajaran.
v Desain
          Ciri utama desain pembelajaran adalah adanya dugaan bahwa prinsip-prinsip dan prosedur-prosedurnya didasarkan pada hasil penelitian.
Teori sitem umum, teori sistem umum diterapkan dalam bidang ini melalui aplikasi model-model perancangan sistem pembelajaran (instructional design models= ISD). Hasil-hasil penelitian yang ada untuk desain sistematik mendukung komponen-komponen proses perancangan, misalnya pengaruh sistem pembelajaran yang berbasis tujuan, atau kememadaian isi sesuai hasil analisis.
Penelitian dan teori psikologi, desain pembelajaran berakar pada teori belajar. Pandangan pakar perilaku, secara tradisi sangat mendominasi dalam aplikasi perancangan pembelajaran. Pakar perilaku mempunyai perhatian khusus pada kinerja sebagai bukti utama bahwa proses belajar sudah dilalui.
Teknologi pembelajaran dan penelitian belajar-mengajar, perbedaan antara rancangan peristiwa pembelajaran terletak pada subyek yang diajarkan atau materi pelajaran. Sebab sebagian besar model desain pembelajaran mempunyai asumsi dasar bahwa pembelajaran harus berbeda tergantung dari jenis kegiatan belajar yang sedang diajarkan.
Teori komunikasi dan penelitian presepsi-atensi, penelitian komunikasi tradisional, terutama jika dikombinasikan dengan prinsip-prinsip belajar yang sudah dikenal, telah memberikan pengaruh yang sangat besar pada proses perancangan pembelajaran, terutama pada situasi perancangan makro seperti tata letak (layout) halaman, desain layar, desain grafis visual. Secara tradisi penelitian-penelitian seperti itu sangat penting untuk perancangan dan pengembangan media, dan saat ini telah memberi dampak terhadap teknologi baru dalam bidang-bidang desain layar dan desain pembelajaran multimedia.
v  Pengembangan
          Proses pengembangan pembelajaran tergantung pada prosedur desain, akan tetapi prinsip-prinsip utamanya diturunkan dari hakekat komunikasi dan proses belajar. Secara khusus, pengembangan telah dipengaruhi bukan hanya oleh teori komunikasi tetapi juga oleh teori pemprosesan visual dan oditori, bersifat visual, dan estetika.

Teori yang berdampak terhadap kawasan pengembangan secara keseluruhan, kawasan pengembangan telah dipengaruhi oleh gerakan literal visual melalui penerapan teori berfikir visual, belajar visual, dan komunikasi visual. Teori berfikir visual sangat berguna dalam pengembangan materi pembelajaran terutama dalam mmencari ide untuk perlakuan visual. Berfikir visual merupakan reaksi internal lebih banyak manipulasi bayangan mental dan asosiasi sensor dan emosi daripada tahap berfikir yang lain.

Penelitian dan teori yang mempengaruhi subkategori kawasan, ada 4 bidang kegiatan khusus dalam kawasan pengembangan yaitu teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi komputer dan teknologi terpadu. Dari era perkembangan teknologi komputer, teknik-teknik baru muncul akibat dari hasil penelitian pengembangan dari kreatifitas si pemakai.

v  Pemanfaatan
          Pada mulanya gagasan tentang pemanfaatan media lebih berkonotasi pada aspek-aspek penggunaan, kemudian kawasan ini berkembang dan mencakup pada difusi dan pemanfaatan pengetahuan, termasuk pula peranan kebijakan publik sebagai suatu mekanisme pelembagaan.
Prinsip yang sama ini telah melahirkan asumsi-asumsi penting bagi teknologi pembelajaran. Asumsi yang tumbuh adalah bahwa pemanfaatan (media) terbatasi oleh:
·         Kerangka referensi masing-masing individu
·         Kondisi sosial
·         Permasalahan tentang keseluruhan sistem penerimaan
·         Tindakan dari kelompok-kelompok yang berkomunikasi
Pemanfaatan banyak tergantung pada proses difusi. Dalam kaitan ini karya Rogers memberikan kontribusi yang sangat penting untuk memahami gejala difusi inovasi. Difusi inovasi mungkin merupakan hasil dari proses yang beragam. Sebagai contoh difusi dapat berasal dari suatu akumulasi hasil-hasil penelitian, atau hasil dari suatu proses pemecahan masalah.
Gambar 3.3
Hubungan Antara Tahapan Pemanfaatan
Rounded Rectangle: PEMAKAIAN
(spontan, sesekali)
 







Pada ujung spektrum yang paling sederhana, penggunaan mengandung arti pemakaian materi dan teknik pembelajaran secara spontan atau sekali-sekali saja. Di lain pihak, instalasi terjadi manakala materi atau teknik pembelajaran tersebut dimasukkan pada sistem pembelajaran atau sistem paket yang lebih besar atau materi atau teknik tersebut dimasukkan untuk implementasi secara permanen dalam kurikulum terstruktur suatu organisasi.
v  Pengelolaan
Persoalan-persoalan penegelolaan dalam bidang teknologi pembelajaran muncul
akibat pengaruh aliran perilaku d berpikir sistematik behaviorisme serta aspek humanistik dari teori komunikasi, motivasi, dan produktivitas. Sebagian besar prinsip-prinsip pengelolaan berasal dari administrasi bisnis dan hanya sebagian kecil teori dan penelitian pengelolaan dihasilkan oleh komunitas teknologi pembelajaran. Kelajuan dari pengelolaan sumber ini adalah pengelolaan sistem penyampaian. Komponen terakhir dari masalah pengelolaan adalah pengelolaan informasi. Pada dasarnya pengelolaan informasi ini banyak dipengaruhi oleh teori informasi yang pada intinya kemungkinan memperlakukan bahasa tertulis dan lisan sebagai bagian informasi. Secara konseptual peranan mengelola para teknologi pembelajaran di masa mendatang tidak hanya meliputi penggunaan teknologi, tetapi juga akan berkembang ke arah pengelolaan sumber daya manusia dan perencanaan strategis.
v  Penilaian
Analisis, asesmen dan penilaian memainkan peranan penting dalam proses desain pembelajaran dan teknologi pembelajaran itu sendiri. Penilaian diartikan sebagai suatu bentuk penilaian yang memanfaatkan sarana penelitian untuk memperoleh cara yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh para teknolog pembelajaran dalam membuat keputusan yang komplek.
Penelusuran kebutuhan ( needs assessments ), evaluasi formatif dan sumatif, dan pengajuan yang mengacu kriteria. Sebagai kelajuan logis dari pembelajaran yang berorientasikan tujuan pada umumnya akan berlanjut dengan digunakannya pengujian beracukan kriteria.
D. Nilai dan Perspektif Alternatif Bidang Teknologi Pembelajaran.
v  Nilai-Nilai Umum
Nilai umum berfungsi sebagai landasan berpikir dan berbuat. Niali-nilai ini mungkin berasal dari pelatihan dan pengalaman kerja yang sama, pembudayaan yang berasal dari teori-teori, atau karakteristik pribadi orang yang tertarik pada suatu disiplin ilmu. Nilai-nilai disiplin ilmu terbentuk oleh aspek lain dari budaya seperti penelitian dan teori, keberadaan filosofis yang dominan, hakekat latar dimana aplikasi dilaksanakan dan terutama dala hal ini sumber yang tersedia.
v  Perspektif Alternatif
Konsep paradigma alternatif dalam meemukan dan memferivikasi pengetahuan baru-baru ini telah menjadi fokus utama dalam berbagai disiplin ilmu. Ditinjau dari perspektif ilmiah, paradigma alternatif ini memiliki kecenderungan untuk menerima metodologi penelitian kualitatif, penelitian fenomenologis, dan gerakan ke arah psikologi konstruktivis. Pandangan alternatif yang berkembang di bidang teknologi pembelajaran cenderung pada :
·         Pengkajian kritis atas posisi yang sudah dianggap umum.
·         Orientasi pada teori alternatif.
·         Landasan filosofis alternatif.
v  Pengaruh Teknologi
Teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang tidak dapat terlepas dari pengaruh dan kemajuan teknologi berawal dari penggunaan pembelajaran terprogram dipertengahan tahun 1950an dan pengenalan microcomputer apple II tahun 1977. Teknologi-teknologi baru ini memberikan kesempatan pengembangan yang mengarah pada permasalahan-permasalahan yang baru.
·         Menemukan prinsip-prinsip untuk mengadaptasi pembelajaran dalam situasi yang unik.
·         Menemukan pendekatan baru dalam pembelajran interaktif.
·         Menemukan pembelajaran dalam lingkungan belajar yang non formal.